Friday 19 February 2016

RIngkasan Agama Kelas 9 Semester 1 (Kurikulum 2013)

Bab 1 : Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang 
A. Arti Keselamatan
Kata “keselamatan” berasal dari bahasa Yunani yaitu sozo artinya : menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Dan dalam kaitannya dengan manusia berarti “menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup.”
B. Keselamatan dalam Kitab Suci
Salah satu kerinduan setiap manusia yang paling mendalam adalah memperoleh keselamatkan dalam hidupnya. Bagi orang beriman, kerinduan untuk keselamatan berdasarkan iman akan Allah adalah sumber keselamatan yang pertama dan utama. Menurut Paulus : Sebab kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, teatapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. ( Ef 2:8-9). Tanda kasih Allah adalah keselematan dalam Kristus itu lebar, panjang, dalam, dan tingginya melebihi apapun juga di dunia ini (Ef 3:18). Jadi keselamatan tidak dibatasi hanya penembusan dan pengampunan dosa saja, tetapi secara lengkap mengandung 4 (empat) arti penting, sebagai berikut:

1. Diselamatkan dari dosa dan perbudakan (Roma 10:1 dan Kis 7:25)
2. Diselamatkan dari kehancuran dan penghinaan ( Ibrani 10:1)
3. Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit (Kis 3:6, 4: 10)
4. Diselamatkan dari segala kutukan dan maut, serta diselamatkan sampai dengan akhirnya.

Melalui imannya, manusia mengharapkan keselamatan dari Allah. Kendati demikian banyak orang yang mencari keselamatan bukan dari Allah, melainkan dari hal-hal yang lain di dunia, yang bersifat duniawi misalnya. Padahal sesungguhnya Allah adalah sumber keselamatan yang sejati. Kitab suci memperlihatkan bukti bahwa Allah menyelamatkan semua umat manusia. Beberapa contoh allah menyelamatkan manusia.
1. Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu
2. Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya
3. Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama

Allah berkehendak menyelamatkan semua orang, kehendak Allah untuk membuat manusia bahagia dan selamat itu, tidak terputuskan oleh apapun dan semua dilakukan Allah dengan tanpa pamrih. Kendati manusia berbuat dosa dan menghianati, Allah tetap ingin menyelamatkan manusia. Dengan kata lain, Allah menyelamatkan manusia, tidak terputus oleh dosa yang dilakukan oleh manusia.

C. Tanda Keselamatan Allah
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Kehadiran Yesus Kristus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal , supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16) Oleh karena itu, Santo Paulus juga mengatakan, “ Barang siapa mengenal Yesus. Ia mengenal Allah sendiri” (Kol 1:19) Kehadiran Yesus menjadi penggenapan rencana keselamatan Allah bagi manusia.
Seperti halnya Yesus Kristus, kita juga dapat menjadi tanda keselamatan Allah bagi sesama. Kesediaan kita untuk menolong orang lain tanpa pandang bulu, mengasihi tanpa kecuali, dapat menjadi tanda syukur kita akan keselamatan yang dianugrahkan Allah kepada kita.

Ada berbagai sarana bagi manusia  untuk menghayati Allah sebagai sumber keselamatan, salah satunya adalah Sakramen Ekaristi. Dengan mengikuti sakramen ekaristi dan menerima Tubuh-Nya, kita disatukan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Selain itu, Allah sebagai sumber keselamatan sejati dapat kita jumpai dan rasakan melalui berdoa dan membaca kitab suci. Melalui doa, kita merasa dekat dengan Allah. Melalui bacaan Alkitab, kita makin mengenal dan memahami kehendak dan rencana keselamatan dari Allah.
1.Alam semesta yang luas dan indah
2.Orang-orang disekitar kita yang memiliki niat baik dan mau berkerja sama dalam membangun dunia atau menjadi sarana keselamatan bagi orang lain.

Tahap Wahyu Allah yang Penuh
1. Tahap wahyu Allah yang penuh dan defenitif ada dalam Sabda-Nya yang telah menjadi daging, yaitu Yesus Kristus, pengantara, dan kepenuhan Wahyu.
2. Sebagai putra tunggal Allah yang menjadi manusia, Dia adalah sabda yang sempurna dan defenitif dari Bapa. Dengan pengutusan Putra dan penganugrahan Roh Kudus, wahyu telah lengkap secara penuh, namun maknanyayang lengkap dipahami oelh iman Gereja secara bertahap selama berabad-abad.

Bab 2 : Beragama dan Beriman Sebagai Tanggapan Atas Kehendak Allah



A. Unsur Hakiki dari Agama adalah Wahyu dan Iman
Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap umat manusia (Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia). Unsur dari wahyu adalah mengenalkan/memperkenalkan, menunjukkan, menghadirkan diri dan kehendak-Nya (dating, mendekat/melawat, mendekati, menyapa, menolong).

Harapan dengan wahyu agar manusia dapat mengenal/mengetahui Tuhannya, mengakui dan menerima Tuhannya, dan mencintai-Nya dengan penuh berserah kepada-Nya. Iman adalah tanggapan terhadap pewahyuan diri Allah. Penyerahan diri secara total kepada Allah dan kehendak-Nya. Agama adalah yang memiliki unsur dasar wahyu dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tetapi juga secara kolektif seperti : Hidup mengumat (jemaat), Ibadah ( Ritual Keagamaan ), Ajaran, Pelayanan Kemasyarakatan.

Hidup manusia dalam beragama selalu bersifat dinamis, maksudnya manusia dapat bergerak semakin mengerti, memahami, menghayati dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang untuk menuju perbaikan diri. Dengan demikian, manusia juga bergerak menjawab tuntutan dan perkembangan jaman, orientasi hidupnya semakin luas/universal dalam misi keselamatan Tuhan.  Menurut Thomas Aguinas agama berarti “ Keterarahan manusia kepada Allah secara benar”

B. Pandangan Umum tentang Agama
Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seorang, berupa ungkapan dan perwujudan keyakinan pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di akhirat. Dari dahulu manusia sudah mengetahui bahwa Allah merupakan sumber keselamatan manusia

Menurut KBBI, agama didefinisikan sebagai ajaran/sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesame serta lingkungannya. Dalam Glossary Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa agama adalah satu perangkat kepercayaan dan tindakan yang diikuti oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan menyembah Allah. Jadi dapat disimpulkan bahwa agama adalah satu perangkat kepercayaan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya serta lingkungannya, melaui doa, ritual, atau liturgy dan ajaran moral.

Ada berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama:


1. Mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
2. Menemukan jawaban atas persoalan hidup
3. Menemukan arti/makna hidup
4. Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
5. Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik


Beragama yang benar harus didasarkan pada dorongan dari dalam untuk mencari kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang semakin mendalam dengan Tuhan dan sesamanya.

C. Pandangan Gereja tentang Beragama ( berdasarkan Nostra Aetate art 1 )
Berdasarkan Nostra Aetate art. 1, beragama yang benar adalah sebagai berikut.
1. Tidak bersikap formalistis dalam beragama, artinya kita jangan hanya sebatas memenuhi tuntutan/ kewajiban semata, apalagi hanya sekedar ingin dilihat dan dinilai baik oleh orang lain.
2. Benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga kita tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah setengah
3. Mengamalkan ajaran agama secara baik dan benar, tidak hanya sebatas mengetahui saja
4. Bersikap kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri maupun agama orang lain dengan mengutamakan kehendak Allah sebagai ukuran kebenaran.

Bab 3 : Beriman Kristiani

A. Iman
Iman menurut Konsili Vatikan II, Katekismus, dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II adalah iman yang terdiri dari dua unsur, yaitu :
Yang pertama adalah unsur pribadi, yaitu kepercayaan kepada Allah, akan segala kasih dan kebijakan-Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri kita tanpa syarat kepada-Nya. Dengan kata lain, kita lebih percaya akan kebijaksanaan Allah daripada kebijakan diri sendiri untuk menentukan kebahagiaan kita, dan kita lebih percaya akan kuasa rahmat-Nya daripada kekuatan diri kita sendiri untuk mencapainya.

Yang kedua adalah unsur obyektif, yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, dan memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.

B. Kasih Karunia
Kasih karunia merupakan sarana Allah dalam :

1. Penyelamatan manusia berdosa
2. Persekutuan-Nya dengan manusia berdosa
3. Pendamaian antara Allah dan manusia berdosa

C. Makna Beriman

1. Beriman tidak hanya sekedar tahu atau percaya, melainkan melakukan apa yang diketahui dan dipercayainya
2. Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah
3. Penyerahan diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki Allah semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan manusia.
4. Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar-menawar apalagi memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu.

Manfaat Beriman bagi manusia : tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman, kita merasa damai, tenang, damai, dan tabah karena keyakinan akan pertolongan dari Allah. Dengan beriman, kita juga memiliki kekuatan dan keberanian dalam menghadapi masalah-masalah hidup. Sebaliknya, bagi orang yang menjalani hidup tanpa iman akan diliputi rasa takut, gelisah, tidak punya harapan (cepat putus asa), cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan.

Aspek dalam beriman:
1. Iman adalah rahmat
2. Iman adalah anugrah
3. Iman itu personal
4. Beriman itu proses
5. Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain

Bab 4 : Mewujudkan Iman Kristiani Dalam Hidup Sehari-Hari 

Orang beriman kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya senantiasa diwarnai dan dimotivasu oleh iman kristianinya dan bukan sekedar oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang beriman kristiani adalah seorang yang religious, yaitu orang yang selalu menyadarkan hidupnya pada kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya mengucapkan karya Kristus yang menyelamatkan. Istilah iman dalam komponen-komponen Alkitab :
1. Percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar
2. Mengandalkan/mempercayai diri
3. Setia dan taat


A. Pengertian Iman
Iman adalah penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah. Iman juga dapat diartikan sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus.
Sifat-sifat Iman adalah :

1. Mengatur manusia kepada keselamatan
2. Iman yang hidup
3. Iman yang dihayati dan diamalkan
4. Iman yang berbuah banyak
5. Segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujudan iman

Aspek-aspek hidup beriman kristiani
Pengalaman Religius sebagai orang kristiani adalah pengalaman dimana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus, dank arena pengalaman itu manusia sampai kepada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada Kristus.


Penyerahan Iman adalah jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya penyerahan iman orang tidak hanya mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi juga mewujudkan tindakan atau perbuatan sesuai dengan ajaran-Nya. Dalam mat 7:21 Yesus bersabda “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga.”


Pengetahuan Iman seorang umat kristiani juga dituntut terus-menerus untuk semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya, hal inilah yang disebut sebagau pengetahuan iman.

Pewahyuan Allah kepada manusia terjadi secara bertahap. Puncaknya berada dalam dan melalui diri Yesus Kristus. 

B. Kekhasan Iman Kristiani
Ciri penghayatan hidup beriman yang diperlihara umat kristiani yang dihimpun dalam Gereja Katolik sebaga berikut :

1. Sakramen Baptis artinya is dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik menjadi anak-anak Allah
2. Menerima dan merayakan sakramen-sakramen lain sebagai sarana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan gembala-gembala gereja yang dalam hal ini adalah hierarki. Sebagai orang beriman kristiani ia mengakui imannya akan Kristus.
3. Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian.

C. Iman dalam Kebersamaan dengan Jemaat

Hidup beriman memperlihatkan dua aspek yaitu aspek pribadi dan aspek social. Di satu pihak, iman adalah relasi pribadi kita masing-masing sebagai individu dengan Allah. Di pihak lain, iman kita mungkin dapat berkembang tanpa kehadiran orang lain, entah sebagai pribadi maupun sebagai kelompok/jemaat. Dengan kata lain untuk mengembangkan iman kita membutuhkan orang lain.

1. Kata lain dari jemaat adalah umat, yakni kumpulan orang yang beriman yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat dan penebus. Kumpulan orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sering disebut Gereja.
2. Iman kita akan tumbuh dan berkembang karena adanya peran serta umat, baik dalam keluarga, lingkungan, stasi maupun paroki.
3. Jemaat yang paling dasar adalah keluarga. Oleh karena itu, keluarga sering disebut Gereja Mini. Melalui keluarga kita mulai mengenal Allah dari orang tua kita. Orang tua juga mengajari bagaimana harus berdoa dengan baik, mengajak ke gereja, mengikuti Perayaan Ekaristi dan sebagainya. Dalam keluarga itulah iman kita lambat laun akan berkembang.

D. Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Sehari-hari
Ketaatan Beriman : Seorang beriman patuh kepada Allah bukan karena terpaksa atau takut melainkan karena menyadari bhawa Allah merupakan inti dan pusat perhatiannya. Ia sudah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan telah mempercayakan diri pada-Nya.

Mencari tahu dan memperdalam iman : Hubungan iman mulai dengan tahap Allah mengundang dan memperkenalkan diri dan ingin membina hubungan dengan manusia.Oleh karena itu, pihak manusia memang dituntut agar mencari tahu tentang Allah, berupaya memeprerat hubungan dengan Tuhan, merefleksikan iman, serta memperdalam iman.

Hidup dari iman : Seorang beriman selayaknya hidup berdasarkan pola imannya dan hidup di jalan iman.

Mempertahankan dan menyebarkan iman: Seorang beriman yang tidak akan tinggal diam, melainkan terdorong untuk berbicara tentang Tuhan serta maksud dan rencana-Nya. Kabar gembira yang diterima dalam iman merupakan dorangan besar dan kuat untuk menyebarluaskannya serta menjadi pewarta iman sekaligus mempertahankannya.
Hidup beriman merupakan proses yang berjalan sepanjang hayat untuk menanggapi sapaan dan Karya keselamatan Allah masih terus berlangsung sampai akhir jaman, oleh karena itu, karya keselamatan Allah perlu terus menerus ditanggapi tanpa henti.

E. Kebiasaan Gereja yang dilakukan untuk mewujudkan, mengembangkan, dan memperdalam iman anatara lain :
1. Berhimpun gereja pada hari minggu untuk merayakan Ekaristi
2. Aktif terlibat dalam lingkungan, wilayah dan paroki
3. Terlibat secara aktif dalam kehidupan masyarakat
4. Terlibat dalam kehidupan jemaat setempat
5. Rajin membaca Kitab Suci
6. Melaksanakan ibadah harian; membaca tokoh-tokoh beriman, sebagai inspirasi untuk berkembang
7. Rajin dan setia berdoa secara pribadi
8. Berpuasa dan berpantang yang telah ditentukan
9. Memeriksa batin dan menerima Sakramen Rekonsiliasi (Tobat).

Bab 5 : Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Gereja
A. Hak warga Negara
1. Hak untuk hidup
2. Hak memilih dan dipilih
3. Kebebasan memeluk agama, kemerdekaan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan
4. Hak untuk mendapat perlindungan dan perlakukab yang sama dalam hukum dan pemerintahan
5. Mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
6. Hak untuk mendapatkan rasa aman
7. Ikut serta dalam usaha pembelaan Negara
8. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak untuk mengeluarkan pendapat

B. Kewajiban sebagai anggota masyarakat
1. Memelihara keamanan
2. Menjaga ketertiban umum
3. Mengupayakan kesejahteraan
4. Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
5. Membayar pajak
6. Menjunjung hokum dan pemerintahan
7. Setia membela Negara
8. Menghormati dan memajukan kebudayaan nasional
9. Memberikan suara dalam pemilihan umum

C. Para pemimpin masyarakat
1. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mempunyai pemikiran cerdas, bertindak bijaksana, tidak memiak, mengutamakan kepentingan umum. Ia berada di tengah-tengah untuk menggerakkan atau memotivasi anak buahnya dan manakala anak buahnya bergerak ia juga mampu berada di belakang untuk mendukung dan memberi kekuatan kepada anak buahnya.
2. Pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara. Pemimpin selalu tut wuri handayani Ia penuh inisiatif untuk menggerakkan dan mendukung anak buahnya.
3. Pemimpin yang baik akan menghasilkan karya yang mengagumkan karena didukung dengan kerja keras, kedisiplinan dan sadar akan perannya.
4. Pemimpin yang baik menurut Tuhan Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang sebagaimana di sampaikan oelh Yesus dalam Yoh 10:1-18 yang maknanya adalah gembala yang baik akan mengenal domba-dombanya.
5. Pemimpin palsu atau pemimpin gadungan adalah pemimpin yang lari ketika masyarakat dalam kesulitan dan membutuhkannya. Dia mau ada apabila keadaan menguntungkan dirinya sendiri dan kurang peduli/ tidak peduli pada kebutuhan anak buahnya atau rakyatnya.
6. Pemimpin yang baik akan mengenal dan dikenal oleh rakyatnya/anak buahnya, sehingga ia akan amengetahui anak buahnya, maka memimpin yang seperti ini akan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak buah/rakyatnya. Pemimpin yang baik selalu berusaha melakukan yang menjadi kehendak Allah dan bukan keinginannya sendiri. Ia yakin akan perlindungan dan dukungan Allah dalam usahanya memenuhi harapan dan kebutuhan anak buah/ rakyatnya.
7. Pemimpin menurut Yesus Kristus adalah pemimpin yang menjadi abdi/pelayan banyak orang, melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan dan diharapkan banyak orang.

D. Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Maksud kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan minat dan bakat masing-masing, bukan kebebasan yang mengakibatkan orang lain menderita atau terganggu. Oleh karena itu, kita perlu membina hati nurani terus menerus agar tindakan kita senantiasa sesuai dengan kehendak Allah, bermanfaat bagi sesame dan sekaligus mengembangkan diri kita.
Cara untuk membina hati : refleksi diri, mawas diri, banyak membaca buku-buku rohani, rajin berdoa, merenungkan isi kitab suci, membiasakan diri untuk selalu mengikuti bisikan suara hati dan melaksanakannya, mendengarkan khotbah di gereja secara langsung, mendengarkan khotbah di tv, radio, VCD.



Bab 6 :  Bangsa Israel Memasuki Tanah Terjanji
Dalam kitab suci, hanya manusia yang dikatakan citra Allah. Manusia dikatakan citra Allah karena:
1. Manusia memiliki martabat sebagai manusia
2. Manusia mengenal dirinya sendiri
3. Menjadi tuan atas dirinya sendiri
4. Mengabdikan diri dalam kebebasan
5. Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
6. Dapat berelasi dengan Allah, Penciptanya

Ada kemampuan dasar manusia sebagai citra Allah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya yaitu:
1. Akal budi
2. Kebebasan
3. Hati nurani

Pada zaman sekarang ini, martabat manusia sebagai citra Allah banyak direndahkan oleh sesama manusia sendiri contohnya:
1. Banyak orang melihat orang lain hanya berdasarkan siapa dan orang tersebut. Orang yang dihormati hanya jika ia memiliki kekayaan, kedudukan, atau pangkat yang tinggi.
2. Memandang orang lain lebih rendah daripada kita, entah karena kurang cantik, kurang tampan, bodoh atau kekurangan lainnya yang ada pada diri seseorang
3. Memperlakukan orang lain semena-mena menurut kemauan kita, karena kita memiliki kelebihan dibandingkan orang lain
4. Adanya perbudakan, penindasan, kaum buruh, mempekerjakan anak dibawah usia, intimidasi, penculikan, penahanan dan sebagainya.

Beberapa penyebab adanya tindakan yang merendahkan martabat manusia antara lain : 
1. Tidak adanya penghargaan terhadap hidup
2. Adanya anggapan bahwa kedudukan orang lain lebih rendah daripada dirinya
3. Memperlakukan orang lain lebih rendah daripada dirinya
4. Keegoisan manusia dan sebagainya

Beberapa contohnya adalah Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dari Calcuta, Rm, Mangunwijaya.

Menghormati dan meluhurkan martabat manusia 
1. Menghargai hidup pribadi
Tubuh yang kita miliki adalah anugrah dari Allah. Oleh karena itu, setiap orang wajib memelihara dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Memelihara tubuh dan mengupayakan kesehatan merupakan wujud sederhana daritindakan meluhurkan martabat manusi. Selain itu, tubuh kita perlu digunakan sebagaimana mestinya. Pikiran, tutur kata, kehendak dan tindakan kita senantiasa perlu kita jaga agar tidak merusak diri kita sebagai citra Allah. Orang lain tidak akan menghargai kita kalau kita sering berkata kotor dan kasar, menyakiti hati, berbohong, congkak/sombong, suka berkelahi dan sebagainya.
2. Bekerjasama dengan berjuang bersama orang lain
Memperjuangkan keluhuran martabat manusia berarti mengupayakan agar manusia hidup secara menusiawi sebagai citra Allah. Oleh karena itu, membiarkan sesame hidup dalam kelaparan, kemisminan dan penindasan sama artinya dengan melawan kehendak Allah sendiri. Setiap orang perlu dibantu agar merasakan kehadiran Allah yang menyelamatkan dengan tidak merasakan lapar lagi, tidak ditindas lagi, tidak disingkirkan lagi, tidak dicap sebagai orang berdosa atau orang kecil dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment